Minggu, 22 Mei 2016

Bermain-main dengan Pikiran

Bersyukurlah kawan. Ketika Kau menyimpan perasaan pada seseorang, kau dapat mengenal lebih dekat dengan nya. Bahkan, bercengkraman secara nyata seolah tidak memiliki perasaan apapun diantara kedua nya.

Aku tidak bermaksud iri atau mengeluh disini. Aku hanya bingung ingin menumpahkan pemikiran ku selama ini. Tidak ada seseorang di hidup ku yang mungkin peduli dengan berbagai perasaan2 yang aku simpan sendirian. Tidak2.. Bukan mereka yang tidak peduli, tapi aku yang selalu menganggap ini semua tidak penting. Berpikiran mungkin dengan bercerita mereka tidak peduli. Ahh aku, selalu saja bermain-main dengan pikiran. Jadilah, aku menumpahkan disini.

Di banyak kesempatan, kegiatan atau apapun itu sedari dulu. Aku selalu saja menyimpan perasaan berbeda pada lawan jenis (laki-laki) yang aku anggap mempunyai tingkah atau sifat berbeda dari pria kebanyakan. Dari dulu, remaja Dan dewasa kini. Tidak banyak memang, hanya hitungan jari. Bahkan per hari ini aku masih hafal nama2 pria yang membuat ku kagum, Dan menyimpan perasaan itu.

Yang terakhir ini, Dan yang sebelum2 nya mempunyai kasus yang hampir sama. Menyimpan perasaan ini sendirian tanpa ada kedekatan. Dan seseorang itu sudah mempunyai tambatan hati. Ahh selalu begitu, pikir ku semua manusia selalu berpasangan kecuali diriku
Lanjut besok ya kawan, Insya Allah. Ketika menulis ini malam sudah larut sekali, pukul 1:05 WIB.

Rabu, 09 Maret 2016

Apa sih susahnya*

Apa sih susahnya dari cemberut menjadi senyum, Maka hari menjadi indah

Apa sih susahnya dari menunda menjadi segera, Maka urusan jadi lancar

Apa sih susahnya dari mengeluh menjadi berusaha,
Maka pekerjaan menjadi menyenangkan

Dan,
Apa sih susahnya dari
marah menjadi sumringah, Maka hati menjadi tenang

Aah, apa sih susahnya?

Mengaji

Sebenarnya malu untuk menulis ini. Tapi tekad untuk selalu ingin menjadi manusia yang lebih baik menaklukan rasa malu itu sendiri.

Yap, sesungguh nya diri ini tidak dapat membaca ayat ayat indah yang terdapat di pedoman hidup umat Islam yaitu Al-Qur'an. Iya, aku tidak bisa mengaji. Hapalan huruf hijaiyah saja aku masih terbata-bata, seingat ku dulu aku hanya tamat Iqro 3 pada mengaji di TPA dulu.

Dahulu, aku seperti anak2 lainnya yang pagi hari sekolah dan sore hari mengaji di TPA. Setiap sore dalam 5 hari seminggu selalu pamit pada ibu ku untuk pergi mengaji. Yang kebetulan juga salah satu guru mengaji di TPA tersebut adalah kakak kandung ku sendiri, teteh Aryani.

Namun, begitu aneh lah masa kanak2 ku dahulu, yang hanya di pikiran ku bermain dan bermain. Rasanya membosan kan belajar mengaji di TPA tersebut. Jadilah diriku yang selalu bercanda saat guru menerangkan atau kabur ke kantin menghabiskan uang saku dari ibu saat setoran hapalan.

Kini usia ku 20 tahun. Secara prilaku dan tampilan aku sudah jauh meninggal kan masa kanak2. Setidaknya aku tahu kewajiban ku sebagai muslimah dari banyak buku2 islami yang aku baca. Tapi malam ini, penyesalan menghantui. Aku memutuskan untuk bercerita ke Ibu yang ingin sekali belajar mengaji lagi. Ibu yang memang tahu kenakalan anak nya dalam belajar mengaji dulu dan memarahi ku atas kenakalan ku yang malas mengaji. Bahkan menyindir keras saat aku memutuskan berhijab 3 tahun lalu "jilbab an bisa, ngaji sih gak tau". Malam ini ku lihat wajah nya cerah saat aku melontarkan kalimat itu. " tidak ada kata terlambat untuk belajar. Insya Allah selalu ada jalan kalo sudah niat" kata2 inilah yang akan aku selalu ingat dan jadi penyemangat ku selalu.

Inilah faktor terbesar ku saat ingin sekali bisa melantunkan ayat suci, aku ingin menjadi penolong bagi ke dua orang tua ku kelak yang suatu saat sudah tidak ada di dunia ini lagi. Aku ingin dan ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi. Aku ingin selalu berkumpul dengan orang2 soleh. Aku ingin selalu jadi manfaat ke banyak orang. Dan yang terakhir aku ingin sepertu kata2 di media sosial kini, jodoh itu adalah cerminan diri kita sendiri. Tentu aku ingin ber jodoh dengan seseorang yang sangat memahami ilmu agama Islam dan kami masuk ke surga-Nya bersama.. Hehehe

Bismillahhirahmanirrahim ^_^

Rabu, 24 Februari 2016

Hujan Turun*

Ketika aku menulis ini, aku sudah menggapai bantal dan melemaskan tubuh dikasur 00:23 24 Februari 2016. Rasa nya mata tidak jadi terpejam ketika otak mulai memberi perintah: ayo menulis!
Well, malam ini selesai kuliah ku,  seperti malam2 biasanya ma

Senin, 15 Februari 2016

Entah*

Selalu begini, tidak pandai mengendalikan hati.
Teramat mudah dalam mengagumi. Bahkan dalam beberapa kesempatan terhadap lawan jenis sampai jatuh hati..

Selalu begini, tidak satupun lawan jenis yang kau kagumi tidak membalas semua rasa ini.
Entah karena mereka tidak tahu menahu tentang perasaan yang ku simpan. Entah aku yang terlalu menutup diri. Entah teman karib ku yang....

Entahlah, mungkin masih banyak entah yang lain

Sabtu, 13 Februari 2016

Untuk pertama kali - Aku Kini -

Kalian pasti pernah merasakan seru nya bercerita bukan ? Bercerita disini yaitu membicarakan tentang detail kehidupan mu maksud ku, hehe. Bagaimana rasa nya? Bahagia kah? Lega? Atau malah seperti jadinya detail itu menjadi berpindah menjadi persoalan lawan bicara mu?
Sebenarnya pertanyaan2 barusan adalah sindiran keras bagi ku yang tidak pernah bisa bercerita tentang kehidupan, yang menurut ku setiap orang tidak peduli. Mereka hanya mendengarkan tapi tidak untuk peduli. Dan semoga saja pendapat ku salah, kalau kamu memang orang yang sehabis bercerita tidak merasa demikian.
Well, begitulah aku, tidak pandai bicara, tidak bisa memilah kalimat yang tepat untuk membicarakan hidup ku.. Hanya ada 2 lawan bicara yang menurut ku bisa dijadikan tempat bercerita ku sekarang yaitu Allah dan Ibu ku :)
Nah, sekarang posisi nya dibalik. Mendengarkan atau jadi tempat bercerita. Weitss itu harus aku yang menjelaskan kawan. Kalian tahu, itu seru dan elegant sekali menurutku.. Bermula mungkin aku 'dipaksa' selalu mendengarkan teman ku yang melulu bicara tanpa perlu aku yang sebaliknya ke dia hehe. Setelah itu buuanyak teman2 lain nya yang ketika mengobrol aku lebih senang mendengarkan. Kembali ke seru dan elegant, seru nya adalah kita jadi tahu beda orang beda lingkungan, masalah, dan tentu kehidupannya. Dan kenapa aku sebut elegant disini, hey, aku pun jadi lebih banyak belajar dari mereka dengan pemikiran dan pemahaman baik nya. Menjadi amunisi buat ku yang juga pasti dalam menghadapi masalah kedepan yang mungkin sama. Dan tentu kadang harus lebih bersyukur atas kehidupan ku sendiri..
Allah itu maha membolak-balikkan hati hamba nya. Itu lah yang selalu membenak didiriku. Suatu saat mungkin aku yang akan yang akan pandai bercerita.. Dan sebaiknya, nikmatilah masa ini. Tetap berfikir positif dan jadilah dirimu sendiri :)

Kamis, 26 November 2015

*Skenario yang terbaik
Engkau tahu, duhai tetes air hujan, kering sudah air mata, tidur tak nyenyak, makan tak enak, tersenyum penuh sandiwara, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.
Engkau tahu, duhai gemerisik angin, kalau boleh, ingin kutitipkan banyak hal padamu, sampaikan padanya sepotong kata, tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan melihat semuanya.
Engkau tahu, duhai tokek di kejauhan, setiap kali kau berseru 'tokekk', aku ingin sekali menghitung, satu untuk iya, satu untuk tidak, lantas berharap kau berbunyi sekali lagi agar jawabannya 'iya', dan berharap kau berhenti jika memang sudah 'iya', tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan mendengar semuanya.
Engkau tahu, duhai retakan dinding, sungguh aku tak tahu lagi berapa dalam retaknya hati ini, besok lusa, mudah saja memperbaiki retakanmu dinding, tinggal ambil semen dan pasir, tapi hatiku, entah bagaimana merekatkannya kembali, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.
Wahai orang-orang yang merindu, maka malam ini, akan kusampaikan sebuah kabar gembira dari sebuah nasehat bijak. Kalian tahu, buku-buku cinta yang indah, film-film roman yang mengharukan, puisi-puisi perasaan yang mengharu biru, itu semua ditulis oleh penulisnya. Maka, biarlah, biarlah kisah perasaan kalian yang spesial, ditulis langsung oleh Tuhan.
Percayakan pada yang terbaik.

Oleh : Tere Liye